Monday, 13 April 2020
Jas hujan 2 Kepala
Jalan diluar waktu itu sedang lucu-lucunya. Hujan memang tak tahu malu, meski sudah dimaki banyak orang ribuan kali.
Walaupun hujan hanya gerimis lebat tak begitu deras tetap saja membuat orang tak bisa melakukan aktivitas. Wajah-wajah cemas yang menunggu hujan reda, nampaknya semakin kecewa karena semakin ditunggu hujan tak kunjung reda.
Akhirnya beberapa orang mulai berlalulalang memakai jas hujan karena takut kalau-kalau pulang kesorean. Dan dinginnya cuaca waktu itu begitu menusuk, yang membuat jari-jari tangan seperti kulit jeruk. Tetapi semburan uap hujan yang menempel di kaca helm menjadikan hiburan tersendiri untuk menikmati perjalanan semacam ini. Suara gemercik hujan yang jatuh dan beberapa genangan becek, serta lampu-lampu redup jalanan yang mulai dinyalakan menjadi sihir tersendiri walau sebelumnya hujan telah dimaki beberapa kali. Dan kupikir setelah mereka merasakan suasana ini mereka akan menarik semua cacian yang telah mereka lontarkan kepada hujan. Bagaimana denganmu?
Apakah jas hujan itu telah kau gunakan lagi dengan yang bukan aku, dengan dia lembaran barumu? Jas hujan 2 kepala punyamu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Astronot
Aahhh menyebalkan. Apa aku harus jadi astronot biar bisa menggapaimu hey bintang. Ketika kecil dulu sempat cita-cita pertama yang terlintas ...
-
Gerbong kereta ekonomi sudah tiba. Kursi 90° tak begitu buruk bagi seseorang yang berjalan sendirian dengan minim budget. Tidak harus beli t...
-
Pernahkah kau minum Americano? aku baru pertama kali ketika minum bersamamu. Secangkir Americano waktu itu pahit tapi dengan melihatmu di de...
-
Aahhh menyebalkan. Apa aku harus jadi astronot biar bisa menggapaimu hey bintang. Ketika kecil dulu sempat cita-cita pertama yang terlintas ...

No comments:
Post a Comment